Istanbul-Muenchen-Prag-Singapore-Kei Islands-Jakarta (5)

Atas permintaan khalayak ramai (dua orang maksudnya) tumben-tumbenan gue aktif nulis kelanjutan cerbung gue ini. Gak deeengggg…Gue memang berniat mau menuntaskan cerita ini, masih dalam rangka hadiah father’s day untuk Mikko.

Setelah perbincangan di tengah tahun 2007 itu hubungan gue sama Mikko tetap biasa-biasa aja. Kadang chatting online, kadang dia nelpon gue. Awal 2008 dia cerita tentang travel plan nya. Maret-April di Australia, Mei-Juli di Indonesia, Agustus ke Kamboja mau liat Angkor Wat. Gue mau ikut yang mana, doi bertanya. Secara gue ABG labil pastinya butuh waktu seribu tahun untuk kasih jawaban. Ikut gak ya? Kalo iya ikut yang mana? Angkor Wat kayanya asik. Nyatronin pulau-pulau di Indonesia juga kayanya seru. Australia sih gak masuk itungan. Mahal!

Suatu hari di akhir April 2008 ada sebuah nomor Malaysia di telepon gue. Mikko rupanya. “Heii…gue lagi di KL on my way to Jakarta. Tapi ini kan deket banget sama Singapur. Kalo besok gue ke sana bisa gak kita ketemuan?”

Lagi-lagi cowo satu ini bikin gue terkejut dengan kunjungan-kunjungan mendadaknya. Gue yang nelongso dan kesepian di Singapur seneng banget rasanya mau menerima kunjungan tapi juga bingung karena saat itu gue lagi ribet-ribetnya sama kerjaan, gimana caranya ngatur waktu biar bisa ketemu sama Mikko? But anyway, I said yes. “Yes, of course I would like to see you”

Ternyata yah…besoknya gue lembur seperti biasa sampai jam 11 malam. Badan rasanya udah patah-patah tapi toh Mikko sepertinya masih pengen ketemuan. Jadilah gue ajak dia ketemuan di rumah aja dan ngobrol-ngobrol di ruang tamu sampai jam 1 malam. Sebelum cabut dia tanya lagi ke gue “Can I see you tomorrow. Can we have lunch together? I can come to your office if you can’t go out of there”. Dan bener ajaaaaaa….besoknya dia muncul di kantor gue. Kamipun makan di kantin kantor yang makanannya suka gak enak itu. Akyu ge-er!!!! Ada cowo ngapel ke kantorku!! Awwww

Selesai makan siang dia masih tanya lagi, nanti malem kita bisa ketemu lagi gak? Eee buset. Demen bang? Lagi-lagi hari itu gue lembur dan baru bisa ketemu Mikko di tengah malam buta. Malam itu gue malah curhat ke Mikko tentang stress yang gue hadapi selama di kantor. Asli gue tertekan banget sama setumpuk kerjaan yang ga ada abisnya. Mending kalo gue suka sama kerjaannya. Gak banget! Gue benci banget sama profesi gue waktu itu. Gue kewalahan ngadepin bos yang workaholic. Gue cape kerja 10-12 jam setiap hari selama berbulan-bulan.

Kurang seru memang pembicaraannya tapi gue seneng akhirnya bisa ngeluarin unek-unek soal kerjaan yang udah gue pendem. Mikko menyarankan gue untuk  berhenti kerja. Pulang aja ke Indonesia dan cari kerjaan yang gue suka, begitu katanya.

Besoknya Mikko harus terbang ke Jakarta untuk melanjutkan rencana travelnya. Dari bandara dia nelepon tapi sayangnya gue lagi super sibuk jadi gak punya waktu buat ngobrol. Dia pun mengirimkan sms “My flight is leaving at xx time. Please call me when you have time, I have something really important to talk about”. Hadeeeehh, apalagi sih ini important-important-an? Gue lagi ribet banget iniii. Kerjaan lagi menumpuk, dimarahin karena salah ngisi data, diuber bagian finance buat ngisi timesheet, bos marah-marah karena gue belum nyelesaiin proposal. Mau nangis rasanya.

Satu sms dari Mikko masuk lagi ke telepon gue, “Are you free now? I am leaving soon”

Akhirnya gue keluar sebentar buat nelpon Mikko. Lagi sibuk ya? Tanya Mikko. Eeeehhhh, kelepasan aja loh gue nangis-nangis di telepon. Gue bilang ke dia gue tertekan banget, gue capek banget, tapi kerjaan kok ga abis-abis, si bos marah-marah melulu. Gue benci benci benciiiiiii sama kerjaan gue.

“Rika, listen to me now” kata Mikko “I am about to board the plane now, but I still can go, cancel my flight, and be with you in a second if you need me”

Gue gak salah denger kan ini? Ada cowo yang mau membatalkan pernerbangannya demi gue? Gue terharuuuuuuu.

“Do you want me to be there with you? You just have to tell me and I’ll go right now”

Ujung lidah gue tergoda untuk bilang iya, namanya  lagi down gitu siapa sih yang gak pengen ditemenin? Tapiiiii….gak enak ati ah kalo sampe bikin orang batal naik pesawat. Emang siapa gue? Ntar gue merasa bersalah lagi, merasa utang budi lagi. Jadi gue bilang sama Mikko dia gak perlu datang, gue akan baik-baik aja. Toh hari itu hari Jumat, malamnya gue bisa senang-senang menggila nyusurin Orchard.

“Btw, apa sih yang katanya penting mau dibicarain?” gue bertanya, teringat akan sms yang dia kirimkan sebelumnya

“Don’t you think it’s like 2004 all over again?” jawab Mikko

“2004?” Maksud maneh apaan sih?

“Yes. Don’t  you remember what happened in 2004?”

“Uhhmmm….the olympic?” Namanya pun 2008 itu lagi heboh-hebohnya olimpiade Beijing, ya.

“Nooooooo. 2004. Istanbul!”

“You mean…when we first met?”

“Yes….don’t you remember? Don’t you feel anything? All my feelings that I had for you then are all coming back to me again”

Ziiiyeeeeee….ziiyeeeeeee….untung aja ngomongnya lewat telepon, malu ih kalo ketauan muka gue merah padam.

Malamnya gue telepon Mikko yang lagi di Jakarta dan ngaku kalo gue ge-er banget sama ucapannya. Sejak itu gue aktif lagi di yahoo messenger dan hampir tiap saat chatting sama Mikko. Mungkin karena dia tau gue lagi down, atau mungkin emang Mikkonya aja yang hobi ngegombal, setiap sesi chatting selalu gue dipuja puji, dibikin seneng, dirayu-rayu….ampuuuun daaaah jawara banget emang ni orang kalo urusan gombalisme. Ya guenya juga gak nolak, sih. Emang gue banci digombalin gitu loh!!!!! HAHAHAHAHA.

Setiap sesi chatting inilah Mikko bolak balik bertanya ke gue, jadi gak ikut dia jalan-jalan? Kalo emang gak mau ke Angkor Wat ikut aja yuk ke Maluku. Ke Kepulauan Kei. Katanya indah luar biasa loh.

Kepulauan Kei? Apa pula itu????

Gue tanya ke seorang temen yang sering jalan-jalan keliling Indonesia, dia bilang Kepulauan Kei itu luar biasa cantik pantai-pantainya. Rugi deh kalo nolak pergi ke sana. Waahh, gue jadi tertarik. Tapiiiiii….aku ini kan gadis mainstream yang demennya pergi-pergi ke tempat yang mainstream juga. Kok ini malah diajak ke antah berantah? Ke tempat yang belum pernah gue denger namanya? Jelas dong gue ragu-ragu. Suka gak nanti gue disana? Hotelnya bagus gak? Emang di sana ada hotel? Jangan-jangan diajak nginep di rumah penduduk lagi. Trus…liburan cuma ama Mikko? Ntar kalo malah canggung gimana? Kalo bosen gimana?

Mikko kayanya bete sama gue yang ragu-ragu mulu. Jadi suatu hari dia bilang ke gue “Iya deeeeh…iyaaa…lo emang gadis mainstream. Udah deh sana liburan aja ke Bali sama temen-temen lo. Gak usah ikut sama gue. Nanti lo nangis lagi hotelnya gak bagus, gak ada AC, gak ketemu mall seminggu, gak ada 21. Emang kayanya lo gak bakal kuat deh kalo ikut gue”

Apppaaaaaa lo kataaaaaa??????? Lo bilang gue cemen gituuuu? (padahal emang iya)

Iggghhh…merasa diremehkan gue jadi tertantang. Gue juga bisa tauk jadi gadis petualang. Nih gue booking nih tiketnya. Gue booking nih!!!!! KLIK! Terbelilah tiket ke Maluku naik Lion Air.

“Horeeeeeee” kata Mikko.

Sementara sejak malam itu gue gak  bisa tidur. Kepikiran terus mau pergi ke tempat asing sama orang yang…hmm…gimana ya…gak akrab-akrab banget gitu. Menyesaaalll…menyesal aku beli tiket!!! Gue pun bergerilya membujuk banyak orang untuk ikut juga ke Kepulauan Kei. Untungnya sih gak ada satu pun yang mau, kalo gak bisa jadi gue batal kawin sama Mikko. 😀

Ampuuun dahhh…udah sepanjang ini masih belon selesai juga ceritanya?

Udah ah…cape gue ngetiknya.

PS (aslinya di published on: Nov 17, 2011 @ 23:23)